Home | Berita Opini | Peta Wisata | Wisata Alam | Seni Pertunjukan | Wisata Belanja | Wisata Bahari | Wisata Budaya | Wisata Boga | Wisata Museum | Wisata Religi | Wisata Sejarah | Cerpen
Share/Save/Bookmark

Taman Wisata Alam Tirta Rima/Air Jatuh

A. Dasar Hukum, Letak, dan Luas
Taman Wisata Alam Tirta Rimba/Air Jatuh seluas 488 ha telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 440/Kpts-II/1994 pada tanggal 5 Oktober 1994 Proses penetapannya diawali pengusulan oleh Gubernur KDH Tk. I Sultra dengan Rekomendasi No. Pta. 4/I/14 tanggal 8 Desember 1976, yang ditindaklanjuti dengan surat Dirjen Kehutanan (saat itu) kepada Menteri Pertanian dengan nomor 2256/DJ/I/1978 tanggal 15 Juli 1978. Menteri Pertanian kemudian menunjuk kompleks hutan Tirta Rimba/Air Jatuh seluas ± 500 ha sebagai hutan/taman wisata pada tanggal 24 Juli 1978 dengan Keputusan No. 459/Kpts/Um/7/1978. Setelah diadakan tata batas (Berita Acara Tata Batas disahkan pada tanggal 24 Maret 1987), luasnya berubah menjadi 488 ha.

Latar belakang penunjukannya sebagai taman wisata adalah karena kompleks hutan Tirta Rimba merupakan habitat satwaliar yang dilindungi, serta memiliki potensi wisata yang cukup tinggi berupa air terjun, kolam pemandian, dan pantai yang indah. Letaknya yang dekat dengan kota Bau-Bau menciptakan prospek yang cerah untuk dikembangkan menjadi tempat wisata.

Secara geografis TWA Tirta Rimba/Air Jatuh terletak di antara 4°29' - 4°30' LS dan 122°38' - 122°40' BT, secara administratif pemerintahan termasuk dalam wilayah Kelurahan Kadolomoko, Waruruma, dan Kadolokatapi, Kecamatan Wolio, Kabupaten Dati II Buton. Secara administratif kehutanan termasuk wilayah RPH Wolio, BKPH Buton Barat, KPH Buton. Sampai saat ini pengelolaannya di bawah Resort KSDA Tirta Rimba. Sub Seksi KSDA Buton.

B. Potensi
TWA Tirta Rimba terletak pada ketinggian 0 hingga 400 m (dpl). Topografinya bervariasi dari datar, landai, berbukit, dan bergunung, dengan kelerengan antara 0 hingga 25%. Jenis tanahnya mediteran, clay loam (tanah liat) berdebu berwarna putih. Tipe iklimnya C, dengan curah hujan tahunan bervariasi antara 1.050 mm -1.900 mm. dengan bulan kering pada bulan Juni hingga Nopember. Suhu bervariasi antara 15° hingga 35°C.

Potensi wisata yang menonjol berupa dua air terjun yang sangat indah setinggi ± 10 m, permandian air jatuh, permandian air Belanda, dan permandian alam Wandawu-Dawu. Beberapa jenis satwa liar yang terdapat di dalam kawasan antara lain kera hitam Sulawesi (Macaca brunescens) dan berbagai jenis burung.
C. Cara Pencapaian
TWA Tirta Rimba sangat mudah dicapai karena letaknya dekat kota Bau-Bau dengan jarak ± 4 km, kondisi jalan beraspal mulus. Pintu masuk dapat dijangkau dengan kendaraan roda 4 atau kendaraan umum dalam waktu 15 menit.

Kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kawasan antara lain hiking, rekreasi menikmati keindahan air terjun/air jatuh, dan lintas alam.
D. Kegiatan dan Permasalahan
Sama seperti kawasan konservasi lain, permasalahan yang dihadapi TWA Tirta Rimba berupa pencurian kayu dan rotan, serta pengambilan kayu bakar oleh masyarakat setempat, serta claim beberapa orang atas tanah di dalam kawasan sebagai tanah leluhur. Untuk mengatasi hal tersebut telah dilakukan penyuluhan dan pembinaan.

Kegiatan yang pernah dilaksanakan antara lain tata batas kawasan oleh Sub BIPHUT Kendari pada tahun 1986/1987, pembinaan daerah penyangga, berupa bantuan bibit buah-buahan di Desa Kadolokatapi pada tahun 1995 oleh Sub Balai KSDA Sultra. Untuk mengantisipasi kegiatan rekreasi dan pariwisata di masa datang, telah diusulkan penambahan luas kawasan seluas 1.000 ha yang terletak di kompleks hutan Wakonti.

sumber:
Informasi Kawasan Konservasi Provinsi Sulawesi Tenggara, BKSDA Sultra

0 komentar:

Posting Komentar