”Kita Banyak Berhutang Budi Kepada Beliau”
TANJUNGPINANG (BP) – Drs H Daud Kadir (72), seniman, sejarawan, budayawan, cendekia asal Daik Lingga Kepri yang lama tinggal di Pekanbaru, Kamis (26/6) sekitar pukul 07.00 WIB meninggal dunia di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru. Selama kurang lebih 4 tahun, mantan anggota MPR-RI periode 1987-1992 ini mengalami stroke dan terakhir sudah 13 hari dirawat di Rumah Sakit Awal Bros.
Daud Kadir meninggalkan seorang istri, Syamsiah dan 4 orang anak, serta 13 orang cucu. Meski sebagai dosen tetap di FKIP Unri Pekanbaru, Riau namun sosok Daud Kadir lebih dikenal orang sebagai sastrawan, budayawan, sejarawan, sekaligus politikus. Di bidang seni, Daud adalah seorang pengarang lagu sekaligus penyanyi dan pemusik. Lagu karangannya yang paling populer adalah Segantang Lada dan Pulau Bintan, dua lagu ini sudah melegenda bagi masyarakat Kepri.
Salah satu penggalan bait lagu Segandang Lada itu, Segandang lada… namanya kepulauan ri..au// ibu kota nya…di Pulau Bintan. Lagu itu karangnya pada tahun 1970-an sewaktu Kepri masih kabupaten dan ibu kota di Tanjungpinang (Bintan). Kini Kepri sudah provinsi, tapi ibu kotanya juga di Tanjungpinang (Bintan). Pada malam syukuran pembentukan provinsi Kepri, beberapa tahun lalu, lagu ini menggema dinyanyikan di Gedung Daerah Tanjungpinang.
”Kita benar-benar kehilangan seorang tokoh, seorang pejuang, seorang seniman, seorang sastrawan, seorang budayawan, dan seorang guru, karena kematian Daud Kadir itu. Ketokohannya tidak hanya dikenal di Riau dan Kepri tapi sudah menembus batas negara. Karena beliau juga cukup dikenal di Singapura dan Malaysia. Lagu Segantang Lada yang menyanyikannya, adalah E Ramli, orang Singapura. Daud Kadir cukup dikenal di sana,” kata seorang Budayawan, asal Kepri yang juga tinggal di Pekanbaru, H Rida K Liamsi, kepada Batam Pos, kemarin.
Rida mengenang betapa gigihnya Daud Kadir bersama teman-temannya memperjuangkan pembentukan Provinsi Kepri dan Kabupaten Lingga di Pekanbaru dengan menyampaikan berbagai argumen dan alasan kepada pihak-pihak terkait. Akhirnya perjuangan itu terwujud dan sekarang Provinsi Kepri sudah ada dan Kabupaten Lingga sudah ada. ”Tapi Daud Kadir, sudah pergi meninggalkan kita selamanya. Kita banyak berhutang budi kepada beliau, kita hanya dapat mengenang jerih payah perjuangan itu,” kata Rida, yang juga CEO Riau Pos Group ini.
Sebagai seniman, Daud Kadir banyak penyimpan alat musik seperti biola, tambur, marwas, dan gendang. Semua peralatan itu tersedia di rumahnya, dan pada waktu senggang ia tetap memainnya, terutama biola. Sedangkan sebagai cendekia, budayawan, dan sastrawan mantan Rektor Universitas Langcang Kuning Pekanbaru ini memiliki perpustakaan pribadi di rumahnya yang terletak di komplek dosen Unri, Jalan Tamrin Gobah Pekanbaru itu.
Karena ketokohan Daud Kadir, Pemprov Kepri kemarin langsung mengutuskan Wakil Gubkepri, Drs H M Sani menghadiri pemakaman. Pemkab Lingga mengutus staf khusus Bupati Lingga, Drs H Azam Awang MSi.
”Daud Kadir tokoh multi demensi. Bayangkan tidak banyak seorang guru, sekaligus seniman, budayawan, sastrawan, dan politikus. Kita benar-benar kehilangan sosok beliau,” kata Azam Awang.
Sumber: Batam Pos
0 komentar:
Posting Komentar