Lomba Perahu Naga atau yang lebih dikenal dengan nama Dragon Boat Race, adalah olahraga bernuansa budaya yang dimulai sejak tahun 1992. Lomba Perahu Naga ini diangkat dari sebuah tradisi masyarakat Tionghoa di Tanjungpinang, yang sudah berlangsung sejak tahun 1950-an. Tradisi ritual keagamaan yang disebut, “Sembahyang Keselamatan Laut”. Ritual ini selalu dilaksanakan pada setiap tanggal 5 bulan 5. Menurut kalender Cina, atau bila dihitung dengan kalender tahun Masehi, maka jatuh pada bulan Juni, yang tanggal pelaksanaannya selalu berubah-ubah setiap tahunnya. Hingga kini, lomba Perahu Naga sebagai bagian dari upacara keagamaan (Kong Hu Chu) tersebut masih tetap dilakukan oleh warga masyarakat Tionghoa Kota Tanjungpinang.
Sejalan dengan program pemerintah untuk mengembangkan sektor industri pariwisata di Kepulauan Riau, maka lomba Perahu Naga yang awalnya bersifat lokal itu, dipilih untuk dijadikan salah satu daya tarik wisata di Pulau Bintan, dengan nama Bentan Dragon Boat Race sebagai iven wisata tahunan, selama 10 tahun (1992 – 2001) yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau.
Iven ini tidak sekadar iven Kabupaten Kepulauan Riau, tetapi Propinsi Riau. Lalu seiring terbentuknya Kota Tanjungpinang sebagai daerah otonom tahun 2001, maka tahun berikutnya pengelolaan iven wisata ini diambil alih Pemko Tanjungpinang, meskipun selama ini selalu dilaksanakan di pinggir pantai berhadapan dengan Gedung Daerah Tanjungpinang.
Tanjungpinang Dragon Boat Race, yang sudah dilaksanakan sejak 2002 hingga sekarang ini sudah memasuki tahun keenam. Dragon Boat Race, yang berlangsung di Tanjungpinang sebagai iven wisata dan olahraga, adalah yang tertua di Indonesia. Dragon Boat Race yang bertaraf internasional ini menjadi iven wisata Kota Tanjungpinang, sekaligus sebagai salah satu iven wisata tahunan Propinsi Kepulauan Riau.
Pelaksanaan Tanjungpinang Dragon Boat Race selama 5 tahun terakhir ini dirasakan meriah, tidak hanya dilihat dari jumlah penonton tetapi juga karena variasi kegiatan yang menyertai iven ini. Selain lomba Perahu Naga itu sendiri, iven yang mendapat dukungan luas dari masyarakat Tanjungpinang ini juga dimeriahkan dengan berbagai perlombaan bersifat tradisonal, yaitu lomba Renang Tanjungpinang–Pulau Penyengat (PP), lomba Menyelam, lomba Kayuh Sampan, lomba Sampan Layar, lomba Jong dan lomba Kayak/Kano. Perlu diinformasikan, bahwa Lomba Kayuh Sampan, Sampan Layar, dan Jong, baru dilaksanakan bersamaan dengan Tanjungpinang Dragon Boat Race dari 2002 sampai sekarang. Kemudian, untuk lebih menyemarakkan perlombaan, maka penyelenggaraan Tanjungpinang Dragon Boat Race ini dimeriahkan pula dengan bazaar makanan khas tradisional Melayu dan beragam hasil kerajinan tangan (cenderamata).
Bila dilihat dari asal peserta lomba, maka Tanjungpinang Dragon Boat Race termasuk iven berskala internasional, karena diikuti tim-tim dari luar negeri, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Untuk tahun 2007 ini, Tanjungpinang Dragon Boat Race merupakan iven wisata ke-6 bagi Kota Tanjungpinang dan tahun ke-3 bagi Propinsi Kepulauan Riau.
Pada tahun 2006 yang lalu, iven Tanjungpinang Dragon Boat Race diikuti sebanyak 35 Tim. Tim-tim tersebut selain berasal dari dalam Propinsi Kepulauan Riau, juga berasal dari beberapa propinsi, antara lain Jakarta, Medan, Jambi, Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Bangka Belitung dan Sumatera Barat. Sedangkan tim dari luar negeri berasal dari negara-negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Pada iven Tanjungpinang Dragon Boat Race, selain lomba Perahu Naga, terdapat juga materi perlombaan lain yang bersifat tradisional, yaitu lomba Renang Tanjungpinang – Pulau Penyengat (PP), lomba Menyelam, lomba Kayuh Sampan, lomba Sampan Layar, lomba Kayak/Kano dan lomba Jong. (sm/92)
Sumber: www.sijorimandiri.net
Sejalan dengan program pemerintah untuk mengembangkan sektor industri pariwisata di Kepulauan Riau, maka lomba Perahu Naga yang awalnya bersifat lokal itu, dipilih untuk dijadikan salah satu daya tarik wisata di Pulau Bintan, dengan nama Bentan Dragon Boat Race sebagai iven wisata tahunan, selama 10 tahun (1992 – 2001) yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau.
Iven ini tidak sekadar iven Kabupaten Kepulauan Riau, tetapi Propinsi Riau. Lalu seiring terbentuknya Kota Tanjungpinang sebagai daerah otonom tahun 2001, maka tahun berikutnya pengelolaan iven wisata ini diambil alih Pemko Tanjungpinang, meskipun selama ini selalu dilaksanakan di pinggir pantai berhadapan dengan Gedung Daerah Tanjungpinang.
Tanjungpinang Dragon Boat Race, yang sudah dilaksanakan sejak 2002 hingga sekarang ini sudah memasuki tahun keenam. Dragon Boat Race, yang berlangsung di Tanjungpinang sebagai iven wisata dan olahraga, adalah yang tertua di Indonesia. Dragon Boat Race yang bertaraf internasional ini menjadi iven wisata Kota Tanjungpinang, sekaligus sebagai salah satu iven wisata tahunan Propinsi Kepulauan Riau.
Pelaksanaan Tanjungpinang Dragon Boat Race selama 5 tahun terakhir ini dirasakan meriah, tidak hanya dilihat dari jumlah penonton tetapi juga karena variasi kegiatan yang menyertai iven ini. Selain lomba Perahu Naga itu sendiri, iven yang mendapat dukungan luas dari masyarakat Tanjungpinang ini juga dimeriahkan dengan berbagai perlombaan bersifat tradisonal, yaitu lomba Renang Tanjungpinang–Pulau Penyengat (PP), lomba Menyelam, lomba Kayuh Sampan, lomba Sampan Layar, lomba Jong dan lomba Kayak/Kano. Perlu diinformasikan, bahwa Lomba Kayuh Sampan, Sampan Layar, dan Jong, baru dilaksanakan bersamaan dengan Tanjungpinang Dragon Boat Race dari 2002 sampai sekarang. Kemudian, untuk lebih menyemarakkan perlombaan, maka penyelenggaraan Tanjungpinang Dragon Boat Race ini dimeriahkan pula dengan bazaar makanan khas tradisional Melayu dan beragam hasil kerajinan tangan (cenderamata).
Bila dilihat dari asal peserta lomba, maka Tanjungpinang Dragon Boat Race termasuk iven berskala internasional, karena diikuti tim-tim dari luar negeri, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Untuk tahun 2007 ini, Tanjungpinang Dragon Boat Race merupakan iven wisata ke-6 bagi Kota Tanjungpinang dan tahun ke-3 bagi Propinsi Kepulauan Riau.
Pada tahun 2006 yang lalu, iven Tanjungpinang Dragon Boat Race diikuti sebanyak 35 Tim. Tim-tim tersebut selain berasal dari dalam Propinsi Kepulauan Riau, juga berasal dari beberapa propinsi, antara lain Jakarta, Medan, Jambi, Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Bangka Belitung dan Sumatera Barat. Sedangkan tim dari luar negeri berasal dari negara-negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Pada iven Tanjungpinang Dragon Boat Race, selain lomba Perahu Naga, terdapat juga materi perlombaan lain yang bersifat tradisional, yaitu lomba Renang Tanjungpinang – Pulau Penyengat (PP), lomba Menyelam, lomba Kayuh Sampan, lomba Sampan Layar, lomba Kayak/Kano dan lomba Jong. (sm/92)
Sumber: www.sijorimandiri.net
0 komentar:
Posting Komentar