dok. ACP
1. Rusak – Bangunan bersejarah di Pulau  Cipir, Kepulauan Seribu banyak yang sudah rusak. Pulau Cipir sempat dimanfaatkan  sebagai benteng dan gudang rempah-rempah VOC.
2. Pulau Edam – Pulau Edam  dengan mercusuarnya dulu merupakan garis depan pertahanan militer Jepang.
3.  Mercusuar – Mercuasuar setinggi 60 meter ini seluruhnya dibuat dari besi pelat  (iron cast). Mercusuar seperti ini sekarang sudah langka.
Kepulauan Seribu,
Mempelajari sejarah tidak harus dilakukan dengan cara membaca buku setebal  ratusan halaman, atau dengan mendengarkan uraian yang membosankan. Sebaliknya,  sejarah bisa dipelajari dengan cara yang menarik, bahkan rekreasional. Salah  satunya, melalui wisata sejarah.
Menarik minat masyarakat terhadap  sejarah melalui paket-paket wisata sebenarnya sudah dilakukan sejak beberapa  tahun lalu. Dipelopori Wisata Kampoeng Tua, sederetan paket sejenis kemudian  bermunculan, antara lain Wisata Malam Museum Sejarah Jakarta, dan Wisata Malam  Museum Prasasti. Kini, deretan paket wisata sejarah itu bertambah panjang dengan  munculnya sebuah paket wisata sejarah baru bertajuk Wisata Bahari. Sesuai  namanya, paket wisata yang diadakan oleh Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya  Indonesia (KPSBI-Historia) itu memperkenalkan kepada masyarakat sejumlah tempat  peninggalan sejarah yang tersebar di laut, yakni di Kepulauan Seribu.
Sabtu  (8/5), pukul 07.00 WIB, para peserta yang berjumlah sekitar 60 orang sudah  berkumpul di sekitar dermaga Pantai Mutiara, Pluit. KLM Putra Bugis, kapal  phinisi yang akan digunakan untuk Wisata Bahari, sudah menunggu di dermaga.  Menurut rencana, hari itu kami akan mengunjungi lima pulau bersejarah di  Kepulauan Seribu, yaitu Onrust, Edam, Cipir, Kelor dan Pulau Bidadari.
Sekitar pukul 08.30  WIB, kapal mulai melaju pelan (kecepatan lima knot) ke arah Pulau Edam, yang  menjadi tujuan pertama. Sayang, angin tak bertiup sehingga para peserta tak  sempat merasakan perjalanan dengan layar, laiknya pelayaran dengan phinisi yang  sesungguhnya. Meskipun demikian, cuaca pagi yang cerah dan masih terasa sejuk  membuat perjalanan terasa nyaman. Para peserta juga lebih memilih duduk di  geladak penumpang, meskipun sebenarnya di palka tersedia ruang duduk dan dua  ruang tidur yang sejuk oleh AC.
Peninggalan Sejarah
Kurang lebih tiga jam  perjalanan, kami tiba di Pulau Edam, pulau yang oleh penduduk sekitar juga  disebut sebagai Pulau Damar Besar karena banyak ditumbuhi pohon damar. Di Pulau  Edam, terdapat sejumlah peninggalan sejarah antara lain benteng-benteng bawah  tanah dan sebuah mercusuar yang seluruhnya terbuat dari besi plat.
Begitu  merapat, kami berjalan menyusuri jalan setapak menuju ke benteng bawah tanah,  yang terletak di pantai timur pulau. Bagi peserta, perjalanan singkat itu cukup  asyik karena hutan yang terdapat di sisi kiri dan kanan hutan masih cukup rapat,  sehingga suasana yang dirasakan peserta benar-benar berbeda dengan suasana  sehari-hari di Jakarta. Ketika melalui reruntuhan sejumlah bangunan yang pada  tahun 1960-an digunakan oleh TNI AL untuk berlatih, hampir seluruh peserta asyik  memotret. Akibatnya, panitia cukup sibuk menjaga agar peserta tak tercerai  berai, karena banyak peserta yang menyimpang keluar dari jalur, sementara jalur  yang ada tak begitu jelas karena lama tak digunakan. Benteng yang ada di Pulau Edam  mirip dengan bunker bawah tanah. Bagian benteng yang ada di atas permukaan tanah  berbentuk lingkaran berdiameter 10 meter, dan dikelilingi dua tembok. Kondisinya  relatif masih utuh. Hanya saja, ruang bawah tanah benteng tak bisa lagi  dimasuki, karena tertutup tanah dan akar.
Benteng yang ada di Pulau Edam  mirip dengan bunker bawah tanah. Bagian benteng yang ada di atas permukaan tanah  berbentuk lingkaran berdiameter 10 meter, dan dikelilingi dua tembok. Kondisinya  relatif masih utuh. Hanya saja, ruang bawah tanah benteng tak bisa lagi  dimasuki, karena tertutup tanah dan akar.
Tetapi, yang lebih menarik dari  Pulau Edam barangkali adalah mercusuarnya. Mercusuar yang dibangun pada tahun  1879 – 1881 itu dibangun untuk mempermudah perjalanan kapal-kapal yang mau masuk  ke Pelabuhan Tanjung Priok. Tingginya 60 meter, dan seluruh bagiannya terbuat  dari besi plat (iron cast). Sjouke Ridje, salah seorang peserta wisata yang  berasal dari Belanda, mengatakan bahwa mercusuar kuno seperti itu sudah sangat  jarang ditemui.
”Mungkin hanya tinggal beberapa saja di dunia. Di Indonesia  saya baru lihat dua, di Anyer dan di sini. Sedangkan di Belanda hanya tinggal  satu, yaitu di Egmond,” ujar Sjouke, sambil mengagumi sekrup-sekrup besar yang  menyatukan plat-plat besi menjadi dinding mercusuar.
Puas melihat  peninggalan sejarah yang ada di Pulau Edam, kapal kemudian bertolak ke Pulau  Bidadari untuk makan siang, dan melihat benteng martello (benteng berbentuk  setengah lingkaran) yang dibangun VOC pada tahun 1850 untuk mempertahankan  Jakarta dari laut. Benteng itu kini kondisinya rusak berat, dan tinggal puing.  Selain terkena ledakan Krakatau pada tahun 1883, benteng itu juga sempat dijarah  massa pada tahun 1960-an.
Kondisi rusak peninggalan-peninggalan sejarah itu  ternyata juga ditemui di pulau-pulau lain yang kami kunjungi kemudian. Benteng,  bangunan bekas tempat penjara dan penampungan para penderita penyakit menular  serta makam-makam Belanda yang terdapat di Pulau Kelor, Cipir dan Onrust,  semuanya berada dalam kondisi rusak. Hal itu sangat disayangkan, karena  sebenarnya nilai sejarah bangunan-bangunan tua itu sangat tinggi. Kepulauan  Seribu pada abad ke-17 dan ke-18 adalah pintu gerbang menuju  Batavia.
Meskipun demikian, hampir seluruh peserta wisata merasa puas. Hanya  saja, sebagian peserta mengusulkan agar lain kali, tujuan wisata tidak  ditetapkan terlalu banyak, sehingga peserta memiliki kesempatan lebih besar  untuk melihat-lihat peninggalan yang ada di sebuah pulau. ”Pulau yang dikunjungi  tak perlu terlalu banyak, mungkin hanya dua atau tiga pulau saja, tapi kita bisa  melihat-lihat lebih lama. Jadi kan lebih puas. Selain itu, kalau bisa pulaunya  dipilih yang masih dipenuhi hutan seperti Pulau Edam. Kan lebih asyik,” ujar  Lola, mahasiswa ITB yang menjadi salah satu peserta wisata.
Belajar sejarah  memang tak perlu dengan kening berkerut. Sambil berwisata pun, banyak pelajaran  yang bisa diambil. Asyik kan?
Sumber: www.sinarharapan.co.id
 


 
 


thank's info wisatanya gan..
BalasHapuswww.kiostiket.com
kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - kayseri escort - gaziantep escort
BalasHapuskayseri escort - hatay escort
BalasHapusPrediksi Pancasona adalah Satu-satunya situs Prediksi togel tercepat dan prediksi rawarontek yang paling jitu karena kombinasi tafsir mimpi dari buku togel seribu mimpi joyo boyo hasil dari prediksi para master prediktor di bidangnya, yaitu togel online.
BalasHapus