Home | Berita Opini | Peta Wisata | Wisata Alam | Seni Pertunjukan | Wisata Belanja | Wisata Bahari | Wisata Budaya | Wisata Boga | Wisata Museum | Wisata Religi | Wisata Sejarah | Cerpen
Share/Save/Bookmark

Bali Harus Siap Layani Empat Juta Wisatawan

Nusa Dua-Bali harus mempersiapkan diri menghadapi kedatangan empat juta wisatawan dalam dan luar negeri sepanjang tahun mengikuti pelaksanaan program Visit Indonesia Year 2009.

"Saya baru corat-coret konsep Pariwisata Indonesia 2009-2014. Sebentar lagi saya diskusikan dengan Pak Jusuf Kalla. Kalau ini gol, maka target kita adalah 10 juta wisatawan dengan perolehan devisa Rp200 triliun," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, di Nusa Dua, Bali, Jumat (27/2).

Wacik berada di Bali untuk menghadiri pembukaan Konvensi Badan Pariwisata Bali 2009, yang dihadiri seluruh peletak kebijakan pariwisata dan praktisi bisnis wisata Bali. Agenda kerja konvensi itu adalah memilih ketua baru badan itu, yang kini berada di pundak Gde Wiratha. Ada empat orang yang menjagokan konsep kepemimpinan masing-masing dalam pemilihan itu, yaitu Wiratha, Ketut Nuryasa, Bagus Sudibya, dan Ngurah Wijaya. Seluruhnya adalah pebisnis wisata Bali yang juga duduk dalam kepengurusan berbagai asosiasi wisata Bali.

Selain unsur pengurus Badan Pariwisata Bali, turut hadir seluruh pengurus asosiasi kepariwisataan Bali. Di antara hadirin terdapat Kepala Dinas Pariwisata Bali, Gde Nurjana, dan Direktur Bali Tourism Development Corporation, Gde Mendra. Wacik menyatakan, strategi pengembangan pariwisata nasional dan secara khusus Bali harus diubah secara mendasar.

"Target empat juta itu hanya bisa dicapai kalau bandara di Bali Utara selesai dibangun. Jangan sampai di satu sisi orang berlimpah-ruah sementara di sisi lain orang-orang bengong semua; harus merata," katanya.

Sementara pembangunan sarana fisik dilakukan, pembangunan non fisik juga harus dipertahankan, di antaranya dengan tetap menjaga kesucian pura-pura, memelihara seni dan tradisi Bali, kelestarian lingkungan dan jaminan ketersediaan air, dan lain sebagainya. Berbagai hal di luar masalah ketersediaan sarana fisik di Bali justru menjadi satu magnet utama Bali dalam dunia pariwisata internasional dan dalam negeri.

Dengan begitu, katanya, capaian target 10 juta wisatawan itu juga hanya bisa terjadi kalau semua pihak mendukung secara aktif, karena industri pariwisata adalah industri yang saling terkait dengan berbagai aspek di luar dunia pariwisata itu sendiri. Pada 2008, Bali menyumbang jumlah dua juta wisatawan dari 6,4 juta wisatawan yang berkunjung ke Indonesia dengan peroleh devisa hingga 7,5 miliar dolar AS, yang diistilahkan Wacik dicapai dengan sangat susah-payah.

"Saat ini memang terjadi krisis moneter global. Tapi percayalah, bepergian dan berwisata itu telah menjadi keperluan. Orang tetap bepergian, hanya masalahnya uang yang dibelanjakan untuk oleh-olehnya yang berkurang, ini tidak apa-apa karena memang masih begitu," katanya.

Wisatawan mancanegara dan dalam negeri, katanya, hanya tidak akan bepergian jika keamanan daerah tujuan wisatanya terganggu atau di daerah itu terjangkit suatu penyakit menular. Bali langsung tanggap terhadap kemungkinan penyebaran virus rabies dengan memusnahkan seluruh mamalia yang diduga terjangkit penyakit itu.

WTO telah mengeluarkan ramalan bahwa terjadi pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan di tingkat global hingga 3,1 persen dari angka yang kini terjadi. Indonesia, kata Wacik, juga pasti mengalami kenaikan sehingga sejumlah persiapan harus dilakukan secara baik. "Makanya saya mengimbau agar seluruh restoran, hotel, spa, dan sebagainya mengubah logo saat ini menjadi Visit Indonesia Year 2009," katanya. (Ant/OL-06)

Sumber:
http://www.mediaindonesia.com

0 komentar:

Posting Komentar