Wisata sejarah terutama ke museum Mpu Purwa yang berlokasi di kawasan Mojolangu Kota Malang dan mengoleksi benda-benda sejarah seperti arca dan situs itu sama sekali tak diminati wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Rr Diana Ina WH, Kamis, selama kurun waktu 2008 sama sekali tak ada kunjungan wisata yang tercatat di museum tersebut.
Padahal, katanya, koleksi museum Mpu Purwa cukup banyak dan mampu menambah wawasan sejarah para wisawatan.
“Entah kenapa belum diminati wisatawan,” katanya.
Kondisi di Museum Mpu Purwa itu berbeda sekali dengan lokasi-lokasi wisata lainnya seperti Taman Rekreasi (TR) Senaputra, Tlogomas Permai dan Taman Rekreasi Kota (Tarekot) yang jumlah kunjungannya mencapai ratusan ribu.
Berdasarkan data dari Disbudpar Kota Malang, selama semester pertama tahun 2008, kunjungan wisata di daerah itu mencapai 240.250 orang dengan rincian 239.907 adalah wisatawan domestik dan 343 lainnya adalah wisatawan mancanegara.
Dari lima obyek wisata yang sebenarnya menjadi andalan Kota Malang yakni Tlogomas Permai, Museum Brawijaya, Tarekot, TR Senaputra dan museum Mpu Purwa, kata Diana, hanya museum sejarah Mpu Purwa saja yang angka kunjungan wisatawannya nol.
Museum sejarah Mpu Purwa yang mengoleksi 121 arca dan situs penting cikal bakal berdirinya kerajaan Kanjuruhan dan Gajayana beserta peninggalannya itu berlokasi di kawasan Kelurahan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru yang sulit dijangkau kendaraan umum.
Gedung museum memang belum representatif, karena hanya memanfaatkan beberapa bekas ruang kelas SDN Mojolangu II, sehingga tidak terlihat sama sekali kalau bangunan tersebut adalah museum yang menyimpan benda-benda sejarah.
Ketika jabatan wali kota masih dijabat Suyitno dan dilanjutkan oleh Peni Suparto pernah digagas lokasi museum sejarah berdampingan dengan gedung perpustakaan kota yang berlokasi di Jalan Ijen agar mudah dijangkau masyarakat.
Selain 121 situs dan arca maupun prasasti yang tersimpan sebagai koleksi museum Mpu Purwa, masih banyak peninggalan sejarah yang tercecer di beberapa lokasi terutama di kawasan Merjosari, Dinoyo dan Tlogomas, dimana kawasan itu pernah berdiri kerajaan Gajayana dan Kanjuruhan. (Ant/d)
Sumber:
http://hariansib.com
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Rr Diana Ina WH, Kamis, selama kurun waktu 2008 sama sekali tak ada kunjungan wisata yang tercatat di museum tersebut.
Padahal, katanya, koleksi museum Mpu Purwa cukup banyak dan mampu menambah wawasan sejarah para wisawatan.
“Entah kenapa belum diminati wisatawan,” katanya.
Kondisi di Museum Mpu Purwa itu berbeda sekali dengan lokasi-lokasi wisata lainnya seperti Taman Rekreasi (TR) Senaputra, Tlogomas Permai dan Taman Rekreasi Kota (Tarekot) yang jumlah kunjungannya mencapai ratusan ribu.
Berdasarkan data dari Disbudpar Kota Malang, selama semester pertama tahun 2008, kunjungan wisata di daerah itu mencapai 240.250 orang dengan rincian 239.907 adalah wisatawan domestik dan 343 lainnya adalah wisatawan mancanegara.
Dari lima obyek wisata yang sebenarnya menjadi andalan Kota Malang yakni Tlogomas Permai, Museum Brawijaya, Tarekot, TR Senaputra dan museum Mpu Purwa, kata Diana, hanya museum sejarah Mpu Purwa saja yang angka kunjungan wisatawannya nol.
Museum sejarah Mpu Purwa yang mengoleksi 121 arca dan situs penting cikal bakal berdirinya kerajaan Kanjuruhan dan Gajayana beserta peninggalannya itu berlokasi di kawasan Kelurahan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru yang sulit dijangkau kendaraan umum.
Gedung museum memang belum representatif, karena hanya memanfaatkan beberapa bekas ruang kelas SDN Mojolangu II, sehingga tidak terlihat sama sekali kalau bangunan tersebut adalah museum yang menyimpan benda-benda sejarah.
Ketika jabatan wali kota masih dijabat Suyitno dan dilanjutkan oleh Peni Suparto pernah digagas lokasi museum sejarah berdampingan dengan gedung perpustakaan kota yang berlokasi di Jalan Ijen agar mudah dijangkau masyarakat.
Selain 121 situs dan arca maupun prasasti yang tersimpan sebagai koleksi museum Mpu Purwa, masih banyak peninggalan sejarah yang tercecer di beberapa lokasi terutama di kawasan Merjosari, Dinoyo dan Tlogomas, dimana kawasan itu pernah berdiri kerajaan Gajayana dan Kanjuruhan. (Ant/d)
Sumber:
http://hariansib.com
sabar aja dlu om, lama-lama nanti pasti ramai juga
BalasHapuskurang promosi kali
Paket Wisata Lombok
Mutiara Lombok