Terletak di Bukit Cengkeh, Jl. Sultan Abdurrahman, berjarak sekitar 25 meter sebelah barat aliran Sungai Tanda. Pintu gerbangnya terbuat dari besi berukuran tinggi sekitar 2 meter dan terletak di sisi tenggara. Di bagian tengah kompleks makam terdapat bangunan berdenah persegi delapan (oktagonal) yang merupakan cungkup makam Sultan Muhammad Syah.
Ada 3 (tiga) Sultan yang dimakamkan di Bukit Cengkeh, yaitu:
1. Sultan Abdurrahman Syah
Putra Sultan Mahmudsyah III ini merupakan Sultan Johor–Pahang–Riau Lingga XVII (1812-1824) dan Sultan Lingga Riau yang pertama (1824-1832). Mangkat di Daik Lingga pada malam Senin 12 Rabiul Awal 1240 H (1832 M) dan bergelar “Marhum Bukit Cengkeh” . Selain dikenal sangat alim dan giat menyebarkan agama Islam, Sultan juga membangun benteng Kuala Daik, Benteng di Bukit Cening dan Benteng di Pulau Mepar.
2. Sultan Muhammad Syah II
Sultan Lingga Riau yang ke-dua ini memerintah dari tahun 1832-1841. Selain membangun Bilik 44 dan Istana Kedaton (Keraton), Baginda Sultan dikenal mencintai bidang seni, seperti seni ukir, tenun dan kerajinan. Mangkat di Daik Lingga pada tanggal 9 Januari 1841 dan diberi digelar “Marhum Kedaton/Keraton”.
3. Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II
Putra ke-dua Sultan Abdurrahmansyah atau adik dari Sultan Muhammadsyah diangkat menjadi Sultan Lingga Riau IV di Daik (1857-1883). Mangkat pada tahun 1883 dan dimakamkan di Bukit Cengkeh. Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah II dikenal sebagai Sultan yang sangat memperhatikan perekonomian rakyat dan kerajaan seperti menggalakkan penanaman sagu dan gambir, memperkenalkan industri sagu, membangun sarana transportasi seperti kapal Sri Lanjut, Betara Bayu, Lelarum, dan Gempita, mengembangkan penambangan timah di Singkep dan membangun sekolah (kini SD Negeri 001 Daik) yang dibangun pada tahun 1875, serta membangun Istana Damnah (1860). Pada masa ini Lingga mengalami perkembangan perdagangan yang sangat pesat dan jumlah penduduk dari berbagai etnis yang bertempat tinggal di Daik saja mencapai ± 20.000 jiwa.
Sultan Mahmud Riayat Syah III dimakamkan di belakang Masjid Sultan Lingga jalan Masjid Sultan Lingga Daik Lingga, dan diberi gelar “Marhum Masjid”. Almarhum Baginda Sultan Mahmudsyah III (1761-1812) diketahui sebagai sultan Johor–Pahang–Riau Lingga XVI yang memindahkan pusat kerajaan melayu dari Hulu Riau ke Daik Lingga pada tahun 1787. Sultan yang beristrikan Raja Hamidah (Engku Puteri) dengan maskawin Pulau Penyengat Indra Mulia juga diketahui membangun Masjid Sultan Lingga, salah satu situs sejarah terkenal di Lingga.
Sumber & Photo: http://www.pariwisatalingga.com
assallamualaikum wr wb
BalasHapusjudul awak Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, apekah awwak tau Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah yang dimaksudkan tersebut adelah Sultan Riau Lingga Johor dan Pahang yang pertama. yang makamnya berada di Tanjungpinang.
Nuri C Shiddiq
Dir. Commitee Of Hulu Riau archeologi Observation
Kepulauan Riau - Indonesia
daerah mana nih ?
BalasHapuscz baru pertama kali dengar juga nih