Home | Berita Opini | Peta Wisata | Wisata Alam | Seni Pertunjukan | Wisata Belanja | Wisata Bahari | Wisata Budaya | Wisata Boga | Wisata Museum | Wisata Religi | Wisata Sejarah | Cerpen
Share/Save/Bookmark

Taman Wisata Alam Laut Pulau Padamarang


A. Dasar Hukum, Letak, dan Luas
Kawasan perairan Pulau Padamarang dan sekitarnya seluas ± 36.000 ha diusulkan untuk dijadikan taman wisata alam laut dengan terbitnya Rekomendasi Gubernur KDH Tk. I Sultra No. 521.51/2221 tanggal 10 Juni 1997 dan SK Bupati KDH Tk. II Kolaka No 522.3/30/96 pada bulan Pebruari 1996, dan telah diusulkan penunjukannya kepada Menteri Kehutanan dengan surat Kakanwil Dep. Kehutanan Prop. Sultra No. 1117/Kwl-5/96 tanggal 28 Juni 1996. Latar belakang pengusulannya adalah karena perairan P. Padamarang memiliki potensi sumber daya alam laut yang tinggi serta mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai tempat wisata bahari.

Pulau-pulau yang membentuk kepulauan ini adalah Pulau Padamarang (± 80 ha), P. Lambasina Besar (± 280 ha), P Lambasina Kecil (± 80 ha), P. Lemo (± 30 ha), P. Iju (± 5 ha), P. Lima (± 5 ha), P. Maniang (± 500 ha), P. Kukusan (± 110 ha), dan Pulau Buaya (± 140 ha). Pulau Maniang, P. Buaya, P. Kukusan, dan P. Lemo merupakan wilayah pengelolaan (konsesi) dari PT. Aneka Tambang Unit Nikel Pomalaa.

Secara geografis TWAL P. Padamarang terletak di antara 4°02'52" - 4°10'42" Lintang Selatan dan 121°19'02" - 121°32'33" Bujur Timur, secara administratif pemerintahan termasuk wilayah Kecamatan Wundulako, Kabupaten Dati II Kolaka. Sedangkan secara administratif kehutanan termasuk dalam wilayah RPH Pomalaa, BKPH Mekongga, KPH Kolaka. Gugusan pulau ini terletak di Teluk Wapongga di sebelah Barat Jazirah Sulawesi Tenggara dengan batas-batas kawasan adalah: di sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Pao-Pao, sebelah Timur dengan daratan jazirah Sulawesi Tenggara, di sebelah Selatan dan Barat berbatasan dengan Teluk Bone. Kepulauan Padamarang dapat terlihat saat menyeberangi Teluk Bone dengan ferry regular Kolaka-Bajoe.

B. Potensi
Gugusan Kepulauan Padamarang memiliki bentuk topografi datar sampai berbukit, dengan kemiringan atau kelerengan 8% hingga 20%. Di beberapa pulau ditemukan tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 200 m (dpl), yaitu di Pulau Maniang (222 m dpl), dan Pulau Padamarang (terdapat 4 tempat yang mencapai ketinggian 325 m sampai dengan 702 m (dpl)). Jenis tanahnya termasuk kompleks alluvial mediteran merah kuning, dan podzolic yang umumnya mudah longsor.

Gugusan pulau ini memiliki ekosistem terumbu karang di wilayah perairan lautnya. Struktur terumbu karang itu secara umum dapat digolongkan ke dalam tipe terumbu karang tepi (fringing reef). Perairan lautnya memiliki kedalaman mencapai lebih kurang 60 m. Hampir sebagian besar dari pantai dan perairan lautnya memiliki substrat pasir yang menghasilkan bentukan topografi pantai yang indah, khususnya pada daerah pantai yang berhadapan dengan laut lepas.

Berdasarkan tipe iklim Schmidt & Fergusson Kep. Padamarang memiliki tipe iklim A, dengan curah hujan 2.000 mm/tahun dan jumlah hari hujan 125 hari/tahun dan intensitas curah hujannya sebesar 36,5 %. Temperatur maksimum antara 30°-32° C dan temperatur udara minimum antara 18°-24° C. Musim hujan terjadi antara bulan Oktober samapai Maret dan musim kemarau antara bulan April sampai dengan bulan September.

Menurut hasil survey potensi yang dilaksanakan oleh Direktorat Pelestarian Alam, Ditjen PHPA pada tahun 1991, di perairan Kep. Padamarang dan sekitarnya dijumpai potensi sumber daya alam laut yaitu terumbu karang (16 species), ikan karang atau ikan hias (13 species), ikan konsumsi (17 species), moluska (14 jenis), dan rumput laut (8 jenis).

a.
Karang. Secara umum jenis karang yang mendominasi ekosistem terumbu karang di daerah ini adalah Acropora spp., dan Porites spp. Beberapa jenis karang yang ada merupakan biota yang dilindungi oleh CITES, seperti Seriatopora spp., Pocil/opora app., Stylopora spp., Acropora spp., Pavona spp., Fungia sp., dan Heliopora sp.

b.
Ikan karang. Jenis-jenis ikan hias yang ditemui antara lain Abudefduf sp., Acanthurus sp., Amphiprion sebal, Chaetodon spp., Chaetodonplus sp., Centropyge sp., Drephane sp., Labroides sp., Lethrinus spp., Pomachantus sp., Zebrasoma sp., dan jenis lainnya. Sedangkan jenis ikan konsumsi yang ada antara lain cakalang (Scomberomorus sp.), tuna (Tuna salbatoru), tongkol (Karsuwonus sp.), layang (Decapterus sp.), bambangan (Lutjanus sp.), kuwe (Caranx sp.), selar (Selar sp.), belanak (Mugil sp.), ekor kuning (Caesio sp.), lemuru (Sardinella sp.), manyung (Tachysurus sp.), lencam (Lethrinus sp.), kakap (Lates sp.), cumi-cumi (Eutherynus sp.), gurita (Octopus sp.) dan ubur-ubur (Rhopilana sp.).

c.
Moluska. Secara garis besar hewan lunak yang ada dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu Gastropoda dan Palecypoda. Beberapa jenis moluska yang ditemukan merupakan biota yang dilindungi, seperti kima raksasa (Tridacna gigas), kima sisik (T. squamosa), kima kecil (T. maxima), kima tapak kuda (Hippopus hippopus), kepala kambing (Cassis cornuta), siput hijau (Turbo marmoratus), dan troka (Trochus niloticus).

d.
Rumput laut. Jenis-jenis seagrass yang ditemukan antara lain Caulerpa taxifolia, Eucheuma spp., Gelidium sp., Gracilaria spp., Halimeda sp., Hypnea sp., dan Turbinaria sp. Jenis Gracillaria sp., Eucheuma sp., dan Hypnea sp. merupakan jenis rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi.

e.
Echinodermata. Jenis-jenis hewan berkulit duri yang ditemukan antara lain teripang (Holothuria atra, H. argus impatiens, H. scaraba. H. vagabunda, Mueliria lecanora, Stichopus ananas), bulu babi (Diadema setosum, Diadema sp.), bintang laut putih dan bintang laut biru, serta bintang bantal.

f.
Crustacea. Jenis udang-udangan yang ditemukan antara lain Charybdis cruciata, Panulirus dasyprus, P. versicolor (udang barong), Portunus pelagius, Phodopthalmus sp., dan Thalamita danae.

g.
Vegetasi pantai. Jenis vegetasi pantai yang dapat dikelola adalah cemara laut (Casuarina equisetifolia), waru (Hibiscus tiliaceus), putat laut (Baringtonia asiatica), nyamplung (Callophyllum inophyllum), cantigi (Vaccinium sp.), beringin laut (Ficus sp.), dan kayu buta-buta.

h.
Jenis satwa air lain yang dijumpai adalah penyu hijau (Chelonia midas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan berbagai jenis burung air.


C. Cara Pencapaian
Pulau Padamarang merupakan alur pelayaran ferry yang menghubungkan kota Bajoe (Sulawesi Selatan) dengan kota Kolaka (Sulawesi Tenggara) dengan frekuensi penyeberangan 3 kali sehari. Taman Laut P. Padamarang dapat dicapai dengan cara:

Dari Kendari ke Kolaka melalui jalan darat sepanjang kurang lebih 170 km, dengan waktu tempuh sekitar 3 sampai 4 jam. Dari Kolaka dengan speed boat 45 PK (carter) selama kurang lebih 2 jam.

Kegiatan wisata yang dapat dilaksanakan di taman laut ini berupa menyelam (diving) dan snorkling untuk menikmati keindahan terumbu karang dan ikan-ikan hias, boating, dan berkemah di Pulau Padamarang (terdapat sumber air tawar).

D. Kegiatan dan Permasalahan
Permasalahan pokok yang dihadapi berupa penangkapan ikan dengan bahan peledak dan racun, pengambilan terumbu karang, dan pemanfaatan biota laut langka. Hal ini terus diatasi dengan melakukan penyuluhan serta koordinasi dengan Instansi terkait. Status kawasan belum ada penunjukan/penetapannya dari Menteri Kehutanan.

Untuk melindungi habitat pohon cantigi pantai (Vaccinium sp.) yang langka, Sub Balai KSDA Sulawesi Tenggara merencanakan pembentukan cagar alam di sebagian wilayah daratan Pulau Padamarang. Kegiatan yang pernah dilaksanakan antara lain survey potensi sumber daya alam laut oleh Tim dari Direktorat Pelestarian Alam, Ditjen PHPA pada bulan Agustus-September 1991.

Di lekuk Pulau Padamarang sedang diujicobakan budidaya mutiara oleh CV Cahaya Cemerlang Ujung Pandang. Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut kerusakan karang akibat pemboman ikan dapat dicegah.
sumber:
Informasi Kawasan Konservasi Provinsi Sulawesi Tenggara, BKSDA Sultra

0 komentar:

Posting Komentar